1. Sejarah
Legenda
menceritakan kisah tentang Pangeran Bandung Bondowoso yang jatuh cinta dengan
Putri Loro Jonggrang, putri Raja Boko. Tapi sang putri menolak lamarannya, karena Bandung Bondowoso telah membunuh Raja Boko dan memerintah
kerajaannya. Bandung Bondowoso bersikeras, dan akhirnya Loro Jonggrang
terpaksa setuju untuk menikah dengannya, tapi dia mengajukan satu syarat yang mustahil, yaitu; Bandung harus membangun seribu candi hanya dalam satu malam.
Pangeran mengadakan meditasi dan menyihir banyak roh
(setan) dari bumi. Dibantu oleh makhluk supranatural, ia berhasil membangun 999
candi. Ketika bangunan candi tersebut hampir selesai,
sang putri membangunkan pelayan istana dan memerintahkan para wanita desa untuk
memulai berdebar beras dan mengatur api di sebelah timur candi, mencoba untuk
membuat pangeran dan roh percaya bahwa matahari adalah tentang naik. Sebagai
ayam mulai berkokok, tertipu oleh cahaya dan suara waktu pagi, pembantu
supranatural melarikan diri kembali ke tanah. Pangeran sangat marah tentang
trik itu, kemudian dia mengutuk Loro Jonggrang menjadi batu. Loro Jonggrang menjadi patung yang terakhir dan yang paling indah dari seribu patung. Menurut tradisi, kuil
yang belum selesai seperseribu diciptakan oleh setan menjadi senyawa candi Sewu
dekatnya (Sewu berarti "ribuan" dalam bahasa Jawa), dan Princess
adalah gambar Durga dalam sel sebelah utara candi Siwa di Prambanan, yang masih
dikenal sebagai Loro Jonggrang atau Perawan Slender.
2. Pemugaran Kembali
Pada 1811 selama pemerintahan singkat Inggris di Hindia
Belanda, Collin Mackenzie, surveyor dalam pelayanan Sir Thomas Stamford
Raffles, datang atas candi secara kebetulan. Meskipun Sir Thomas kemudian
menugaskan sebuah survei penuh reruntuhan, mereka tetap terabaikan selama
beberapa dekade, dengan penduduk Belanda mengangkut patung sebagai ornamen
taman dan desa asli menggunakan batu fondasi untuk bahan konstruksi.
Rekonstruksi senyawa dimulai pada 1918, dan restorasi
yang tepat hanya pada tahun 1930. Upaya restorasi terus hari ini. Bangunan
utama selesai sekitar 1953. Karena banyak dari batu asli telah dicuri dan
digunakan kembali di lokasi konstruksi terpencil, menghambat restorasi dan
karena candi dapat dibangun kembali hanya jika setidaknya 75% dari pasangan
bata asli yang tersedia, hanya dasar-dasar sebagian besar kuil yang lebih kecil
sekarang terlihat dengan tidak ada rencana untuk rekonstruksi mereka.
Candi Prambanan adalah kelompok percandian Hindu yang
dibangun oleh raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad IX. Ditemukannya tulisan nama
Pikatan pada candi ini menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai
Pikatan yang kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitung berdasarkan prasasti
berangka tahun 856 M “Prasasti Siwargrha” sebagi manifest politik untuk
meneguhkan kedudukannya sebagai raja yang besar. Terjadinya perpindahan pusat
kerajaan Mataram ke Jawa Timur berakibat tidak terawatnya candi-candi di daerah
ini terjadinya gempa bumi serta beberapa kali meletusnya Gunung Merapi menjadikan Candi Prambanan runtuh
tinggal puing-puing batu yang berserakan. Sungguh menyedihkan itulah keadaan
pada saat penemuan kembali Candi
Prambanan.
Usaha pemugaran yang dilaksanankan pemerintah Hindia
Belanda berjalan sangat lamban dan akhirnya pekerjaan pemugaran yang sangat
berharga itu diselesaikan oleh bangsa Indonesia. Pada tanggal 20 Desember 1953
pemugaran Candi induk Loro Jonggrang secara resmi dinyatakan selesai oleh Ir.
Sukarno sebagai Presiden Republik Indonesia pertama. Sampai sekarang pekerjaan
pemugaran dilanjutkan, yaitu pemugaran Candi Brahma dan Candi Wisnu, Candi
Brahma dipugar mulai tahun 1977 dan selesai diresmikan pada tanggal 23 Maret
1987. Sedangkan Candi Wisnu mulai dipugar pada tahun pada tahun 1982, selesai
dan diresmikan oleh Bapak Presiden Suharto pada tanggal 27 April 1991.