Senin, 17 Desember 2012

Kritisme Imanuel Kant

Abad ke 18 di jerman biasa disebut Aufklarung atau zaman pencerahan yang di Inggris dikenal dengan Enlightenment. Immanuel Kant mendefinisikan zaman itu dengan mengatakan, "Dengan Aufklarung dimaksudkan bahwa manusia keluar dari keadaan tidak baligh (dalam bahasa Jerman disebut Unmundigkeit), yang dengannya sendiri ia bersalah.
Di Inggris pada zaman itu muncul deisme, yaitu suatu pendirian pemikir-pemikir yang menerima adanya Allah, akan tetapi beranggapan bahwa Allah tidak menghiraukan penyelenggaraan dunia. Tokoh zaman pencerahan disini antara lain Hume.
Di Prancis muncul para ensiklopedis, materialis serta tokoh-tokoh seperti, Voltaire (1641-1778) Charles De Montesque (1689-1775) dan Jean Jacques Rousseau (1712-1778) yang amat terkenal dengan teori kontrak sosialnya (buku-bukunya terbit tahun 1762).
Kritisme dan Ciri-cirinya
Filsafat yang dikenal dengan kritisme adalah filsafat yang diintrodusir oleh Immanuel Kant.  Filsafat-filsafat ini memulai pelajarannya dengan menyelidika batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia. Kritisme sangat berbeda dengan corak filsafat modern sebelumnya yang mempercayai kemampuan rasio secara mutlak. Isi utama dari kritisme adalah gagasan Immanuel Kant tenteng teori pengetahuan, etika dan estetika. Gagasan ini muncul karena adanya pertanyaan-pertanyaan mendasar yang timbul pada pikiran Immanuel Kant. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:
-Apa yang dapat saya ketahui?
-Apa yang harus saya lakukan?
-Apa yang boleh saya harapkan?
Ciri-ciri kritisme dapat disimpulkan dalam tiga hal:
-Menganggap bahwa objek pengenalan itu berpusat pada subjek dan buakn pada objek.
-Menegaskan keterbatasan kemampuan rasio untuk mengetahui realitas atau hakikat sesuatu, rasio hanyalah mampu menjangkau gejalanya atau fenomenanya saja.
-Menjelaskan bahwa pengenalan manusia atas sesuatu itu diperoleh atas perpaduan antara peranan unsure  Anaximenes priori yang berasal dari rasio serta berupa ruang dan waktu dan peranan unsure aposteriori yang berasal dari pengalaman yang berupa materi.
Riwayat Hidup
Immanuel Kant lahir di Konogsreg, Prusia Timur, Jerman. Pikiran-pikirannya sangat penting dan membawa revolusi yang jauh jangkauannya dalam filsafat moderen. Ia terpengaruh oleh lahiran Piettisme dari ibunya, tetapi ia hidup dalam zaman Sceptism serta membaca karangan karangan Voltaire dan Hume.
Kehidupannya sebagai filsuf dibagi dalam dua periode: zaman pra-kritis dan zaman kritis. Pada zaman pra-krits ia menganut pendirian rasionalis yang dilancarkan oleh Wolf dkk. Tetapi, karena terpengaruh oleh Hume, berangsur-angsur Kant meninggalkan rasionalisme. 
Karyanya yang terkenal dan menampakan kritismenya, ialah kritik der Reinen Vernunft Reason dan Critique of Pure Reason yang membicarakan tentang reason dan the knowing process yang ditulisnya selama lima belas tahun. Dalam literature bahasa Indonesia biasanya disebut "kritik atas rasio praktis". Buku kedua adalah Kritik der Pracctischen Vernunft (1781) atau biasa disebut Critique of Practical Reason alias kritik atas rasio praktis yang menjelaskan filsafat moralnya. Ketiga, buku Kritik der Arteilskartf (1790) atau Critique of Judgment alias kritik atas daya pertimbangan. 
Tujuan filsafat Kant
Melalui filsafatnya Kant bermaksud memugar sifat objektivitas dunia ilmu pengetahuan. Agar maksud itu terlaksana, orang harus menghindarkan diri dari sifat sepihak empirisme. Rasionalisme mengira telah menemukan kunci bagi pembukaan realitaspada diri subjeknya, lepas dari pengalaman. Empirisme mengira telah memperoleh pengetahuan dari pengalaman saja. Menurut Kant, syarat dasar bagi segala ilmu pengetahuan adalah bersifat umum dan mutlak dan member pengetahuan yang baru.
Kritik atas Rasio Murni
Kritisme Kant dapat dianggap sebagai suatu usaha raksasa untuk mendamaikan rasionalisme dengan empirisme. Rasionalisme mementingkan unsure a priori dalam pengenalan, berarti unsure-unsur yang terlepas dari segala pengalaman (seperti misalnya "ide-ide bawaan" ala Descrates). Empirisme menekankan unsur-unsur aposteriori, berarti unsur-unsur yang berasal dari pengalaman (seperti Locke yang menganggap rasio sebagai "lembaram putih" as a white paper). Menurut Kant, baik rasionalisme maupun empirisme kedua-duanya berat sebelah. 

0 komentar:

Posting Komentar